Ciri-ciri, mencegah, cara ampuh mengatasi step /stuip / kejang pada bayi dan balita

iklan
iklan
Convalsio febrillis atau stuip atau step lebih sering disebut dengan kejang yang umum disebut oleh masyarakat indonesia, lantas bagaimana bisa demikian? Kejang terjadi akibat adanya kontraksi otot yang luar biasa dalam waktu tertentu yang tidak bisa dikendalikan. Mungkin itu terjadi karena salah satu respon dari sistem syaraf otak pada suhu panas yang berlebihan. Dan mungkin kebanyakan anak akan mengalami step disertai demam yang tingginya suhu mencapai 40 derajat. Oleh karena itu kita harus tau penyebab, gejala, dan cara mengatasinya? Langsung saja kita bahas di alenia berikut ini :
simak juga

8 alasan dan cara ampuh mengecilkan dan meniruskan pipi tembem


CIRI-CIRI KEJANG


Tentu saja dalam hal ini orang tua harus bisa membaca ciri-ciri seorang anak yang terkena kejang demam. Di antaranya:

- kedua kaki dan tangan kaku disertai gerakan-gerakan kejut yang kuat dan kejang-kejang selama 5 menit . bola mata berbalik ke atas

- gigi terkatup

- muntah

- tak jarang si anak berhenti napas sejenak.

- pada beberapa kasus tidak bisa mengontrol pengeluaran buang air besar/kecil

- pada kasus berat, si kecil kerap tak sadarkan diri. Adapun intensitas waktu kejang juga sangat bervariasi, dari beberapa detik sampai puluhan menit.

TIPS ATASI KEJANG DEMAM


Berikut beberapa penjelasan tentang kejang dan demam pada anak: . Suhu tubuh normal anak berkisar antara 36-37 C. Si kecil dinyatakan demam bila temperatur tubuhnya yang diukur melalui mulut/telinga menunjukkan angka 37,8 C; melalui rektum 38 C, dan 37,2 C melalui ketiak.Sebelum semakin tinggi, segera beri obat penurun panas. .

- Orang tua jangan begitu gampang mengatakan seorang anak demam atau tidak

 

hanya dengan menempelkan punggung tangannya di dahi anak. Cara ini jelas tidak akurat karena amat dipengaruhi oleh kepekaan dan suhu badan orang tua sendiri.

- Termometer air raksa diyakini merupakan cara yang paling tepat untuk mengukur suhu tubuh.

 

Pengukuran suhu tubuh akan lebih akurat bila termometer tersebut ditempatkan di rongga mulut atau rektum/anus dibanding ketiak.

- Saat menghadapi si kecil yang sedang kejang demam,


sedapat mungkin cobalah bersikap tenang. Sikap panik hanya akan membuat kita tak tahu harus berbuat apa yang mungkin saja akan membuat penderitaan anak tambah parah.

- Jangan gunakan alkohol atau air dingin 


untuk menurunkan suhu tubuh anak yang sedang demam. Penggunaan alkohol amat berpeluang menyebabkan iritasi pada mata dan intoksikasi/keracunan.

- Lebih aman gunakan kompres air biasa yang diletakkan di dahi, ketiak, dan lipatan paha.


 Kompres ini bertujuan menurunkan suhu di permukaan tubuh. Turunnya suhu ini diharapkan terjadi karena panas tubuh digunakan untuk menguapkan air pada kain kompres. Penurunan suhu yang drastis justru tidak disarankan.

- Jangan coba-coba memberikan aspirin atau jenis obat lainnya


 yang mengandung salisilat karena diduga dapat memicu sindroma Reye, sejenis penyakit yang tergolong langka dan mempengaruhi kerja lever, darah, dan otak.

- Setelah anak benar-benar sadar, 


bujuklah ia untuk banyak minum dan makan makanan berkuah atau buah-buahan yang banyak mengandung air. Bisa berupa jus, susu, teh, dan minuman lainnya. Dengan demikian, cairan tubuh yang menguap akibat suhu tinggi bisa cepat tergantikan.

- Jangan selimuti si kecil dengan selimut tebal. 


Selimut dan pakaian tebal dan tertutup justru akan meningkatkan suhu tubuh dan menghalangi penguapan. Pakaian ketat atau yang mengikat terlalu kencang sebaiknya ditanggalkan saja.

Simak Juga Budidaya Ikan Hias

YANG BISA DILAKUKAN ORANG TUA


- Segera beri obat penurun panas begitu suhu tubuh anak melewati angka 37,5 C.
- Kompres dengan lap hangat (yang suhunya kurang lebih sama dengan suhu badan si kecil). Jangan kompres dengan air dingin, karena dapat menyebabkan “korsleting”/benturan kuat di otak antara suhu panas tubuh si kecil dengan kompres dingin tadi.
- Agar si kecil tidak cedera, pindahkan benda-benda keras atau tajam yang berada dekat anak. . Tak perlu menahan mulut si kecil agar tetap terbuka dengan mengganjal/menggigitkan sesuatu di antara giginya. . Miringkan posisi tubuh si kecil agar penderita tidak menelan cairan muntahnya sendiri yang bisa mengganggu pernapasannya.
- Jangan memberi minuman/makanan segera setelah berhenti kejang karena hanya akan berpeluang membuat anak tersedak.

KEJANG TANPA DEMAM


Penyebabnya bermacam-macam. Yang penting, jangan sampai berulang dan berlangsung lama karena dapat merusak sel-sel otak. Menurut dr. Merry C. Siboro, Sp.A, dari RS Metro Medical Centre, Jakarta, kejang adalah kontraksi otot yang berlebihan di luar kehendak.

“Kejang-kejang kemungkinan bisa terjadi bila suhu badan bayi atau anak terlalu tinggi atau bisa juga tanpa disertai demam.”

Kejang yang disertai demam disebut kejang demam (convalsio febrilis). Biasanya disebabkan adanya suatu penyakit dalam tubuh si kecil. Misal, demam tinggi akibat infeksi saluran pernapasan, radang telinga, infeksi saluran cerna, dan infeksi saluran kemih. Sedangkan kejang tanpa demam adalah kejang yang tak disertai demam. Juga banyak terjadi pada anak-anak.

BISA DIALAMI SEMUA ANAK

Ciri-ciri, mencegah, cara ampuh mengatasi step /stuip / kejang pada bayi dan balita

Kondisi kejang umum tampak dari badan yang menjadi kaku dan bola mata berbalik ke atas. Kondisi ini biasa disebut step atau kejang toniklonik (kejet-kejet). Kejang tanpa demam bisa dialami semua anak balita. Bahkan juga bayi baru lahir.

Umumnya karena ada kelainan bawaan yang mengganggu fungsi otak sehingga dapat menyebabkan timbulnya bangkitan kejang. Bisa juga akibat trauma lahir, adanya infeksi-infeksi pada saat-saat terakhir lahir, proses kelahiran yang susah sehingga sebagian oksigen tak masuk ke otak, atau menderita kepala besar atau kecil.

Bayi yang lahir dengan berat di atas 4.000 gram bisa juga berisiko mengalami kejang tanpa demam pada saat melalui masa neonatusnya (28 hari sesudah dilahirkan).

“Ini biasanya disebabkan adanya riwayat ibu menderita diabetes, sehingga anaknya mengalami hipoglemi (ganggguan gula dalam darah). Dengan demikian, enggak demam pun, dia bisa kejang.”

Selanjutnya, si bayi dengan gangguan hipoglemik akibat kencing manis ini akan rentan terhadap kejang. “Contohnya, telat diberi minum saja, dia langsung kejang.” Uniknya, bayi prematur justru jarang sekali menderita kejang. “Penderitanya lebih banyak bayi yang cukup bulan. Diduga karena sistem sarafnya sudah sempurna sehingga lebih rentan dibandingkan bayi prematur yang memang belum sempurna.”

PENCEGAHAN


1. Turunkan Panas dengan Segera


Langkah pencegahan pertama cara benar mengatasi kejangdemam di rumah adalah menurunkan suhu tubuh anak. Kejang demam kemungkinan untuk terjadi akan semakin besar pada suhu lebih dari sama dengan 38 deraja celsius. Dengan menurunkan suhu di bawah 38 deraja celsius maka kemungkinan untuk terjadi kejang dapat dikurangi. Ayah dan Bunda dapat melakukan kompres ataupun obat penurun panas. Saat ini, paracetamol merupakan obat pilihan dalam menurunkan panas pada anak-anak.

2. Atasi Penyebabnya Sesegera Mungkin


Demam anak dapat kembali muncul apabila sumber penyebab panas belum diatasi. Pada kasus di mana anak memiliki riwayat kejang, maka penting untuk membawa anak ke dokter. Dokter akan melihat sumber penyebab timbulnya panas dan berusaha untuk mengatasinya.

YANG DILAKUKAN SAAT KEJANG


Hentikan Kejang


Ayah dan Bunda dapat menghentikan kejang yang timbul dengan memberikan obat penghenti kejang, Diazepam. Saat ini, Diazepam telah dikemas dalam bentuk yang mudah untuk diberikan kepada anak pada waktu kejang. Diazepam dikemas dalam bentuk cair dan diberikan/dimasukan melalui dubur/anus. Patokannya, pada anak dengan berat di bawah 10 kg dapat diberikan Diazepam 5 mg. Pada anak dengan berat > 10 kg dapat diberikan Diazepam 10 mg. Stesolid merupakan salah satu kemasan Diazepam yang tersedia di pasaran.

1. Perhatikan Jalan Nafas


Umumnya, anak yang mengalami kejang demam akan mengatupkan mulutnya seketika itu juga. Ayah dan Bunda harus memperhatikan lidah supaya tidak tergigit saat anak mengatupkan mulut. Memberikan pembatas yang lunak di antara gigi atas dan bawah akan mengurangi resiko tergigitnya lidah. Namun, harus DIWASPADAI penggunaan pembatas yang terlalu rapuh atau mudah patah. Jangan sampai patahan pembatas tertelan oleh anak dan mengganggu jalan nafasnya.

2. Jauhkan Benda Tajam, Panas, dan Beresiko Melukai Anak


Kejang merupakan gerakan menghentak yang tidak dapat dikontrol oleh anak. Ayah dan Bunda perlu memperhatikan lingkungan sekitar anak supaya anak tetap aman meskipun sedang mengalami kejang.

3. Bawalah ke Pelayanan Kesehatan Terdekat


Saat kejang mulai berhenti, Ayah dan Bunda dapat membawa anak ke pelayanan kesehatan terdekat. Di tempat pelayanan tersebut akan kembali dievaluasi keadaan umum anak dan akan dipertimbangkan apakah anak tersebut dapat dirawat di rumah dengan pemantaun (berobat jalan) atau rawat inap. Ayah dan Bunda harus memperhatikan keselamatan diri saat membawa anak ke pelayanan kesehatan.

4. JANGAN TERGESA-GESA 


membawa anak ke pelayanan kesehatan tetapi mengabaikan keselamatan secara umum. Dengan penanganan seperti di atas, maka Ayah dan Bunda dapat SEGERA (bukan tergesa-gesa) membawa anak ke pelayanan kesehatan dengan lebih mempersiapkan diri.

simak juga disini
Itulah pengetahuan dan cara untuk mengatasi anak yang sedang mengalami steps baik disertai demam maupun tak disertai demam. Semoga bermanfaat dan sekian terimakasih atas kunjungannya salam infodob.
iklan