Manfaat dan Tata Cara Bancaan Weton

iklan
iklan
Bancaan Weton - siapa sich yang tak kenal dengan bancaan? sedekah? jika masih tidak faham dengan bancaan anda bisa menyebutnya berbagi lah kepada seseama. dan weton itu merupakan hari lahir beserta pasarannya seperti pon, kliwon dan lain sebgainya. terus perlukah kita untuk melakukan sedekah atau bancaan weton? bolehkah kita lakukan? atau hal tersebut merupakan suatu hal yang haram? dari pada anda berfikir yang tak jelas dari jawaban atas pertanyaan yang saya tanyakan tadi.
Kalau di desa saya margorejo kudus, itu tradisi bancaan weton ini masih dijalankan oleh sebagian masyarakat dan biasanya itu dilakukan untuk bancak'i anak kecil, atau orang tua yang punya hajat tertentu agar tetap diberikan keselamatan oleh Allah SWT. akan tetapi akhir-akhir ini kebiasaan dan adat seperti ini agak dikesampingkan karena era zaman sekarang merupakan era yang canggih dan modern, jadi secara tidak langsung kegiatan macam ini akan terpuruk.
Disini langsung saja infodob akan menjelaskan manfaat dan tatacara bancaan weton. langsung saja nich simak artikel ini sebgai berikut :
Manfaat dan Tata Cara Bancaan Weton

Manfaat Bancaan Weton

Manfaat dan tujuan bancakan weton adalah untuk “ngopahi sing momong”, karena masyarakat Jawa percaya dan memahami jika setiap orang ada yang momong (pamomong) atau “pengasuh dan pembimbing” secara metafisik. Pamomong bertugas selalu membimbing dan mengarahkan agar seseorang tidak salah langkah, agar supaya lakune selalu pener, dan pas. Pamomong sebisanya selalu menjaga agar kita  bisa terhindar dari perilaku yang keliru, tidak tepat, ceroboh, merugikan. Antara pamomong dengan yang diemong seringkali terjadi kekuatan tarik-menarik. Pamomong menggerakkan ke arah kareping rahsa, atau mengajak kepada hal-hal baik dan positif,  sementara yang diemong cenderung menuruti rahsaning karep, ingin melakukan hal-hal semaunya sendiri, menuruti keinginan negative,  dengan mengabaikan kaidah-kaidah hidup dan melawan tatanan yang akan mencelakai diri pribadi, bahkan merusak ketenangan dan ketentraman masyarakat. Antara pamomong dengan yang diemong terjadi tarik menarik, Dalam rangka tarik-menarik ini,  pamomong tidak selalu memenangkan “pertarungan” alias kalah dengan yang diemong. Dalam situasi demikian yang diemong lebih condong untuk selalu mengikuti rahsaning karep (nafsu). Bahkan tak jarang apabila seseorang kelakuannya sudah tak terkendali atau mengalami disorder, sing momong biasanya sudah enggan untuk memberikan bimbingan dan asuhan. Termasuk juga bila yang diemong mengidap penyakit jiwa. Dalam beberapa kesempatan saya pernah  nayuh si pamomong seseorang yang sudah mengalami disorder misalnya kelakuannya liar dan bejat, sering mencelakai orang lain,  ternyata pamomong akhirnya meninggalkan yang diemong karena sudah enggan memberikan bimbingan dan  asuhan kepada seseorang tersebut. Pamomong sudah tidak  lagi mampu mengarahkan dan membimbingnya. Apapun yang dilakukan untuk mengarahkan kepada segala kebaikan, sudah sia-sia saja.

Bahan-bahan

1. Telur ayam (bebas telur ayam apa saja).

Jumlah telur bisa 7, 11, atau 17 butir anda bebas menentukannya. Telur ayam direbus lalu dikupas kulitnya.

Maknanya ; jumlah telur 7 (pitu), 11 (sewelas), 17 (pitulas) bermaksud sebagai doa agar mendapatkan pitulungan (7), atau kawelasan (11), atau pitulungan dan kawelasan (17).

3. Bumbu urap atau gudangan. 

Jika yang diberi bancakan weton masih usia kanak-kanak sampai usia sewindu (8 tahun) bumbunya tidak pedas. Usia lebih dari 8 tahun bumbu urap/gudangannya pedas.   Bumbu gudangan terdiri : kelapa agak muda diparut. Diberi  bumbu masak sbb : bawang putih, bawang merah, ketumbar, daun salam, laos, daun jeruk purut, sereh, gula merah dan garam secukupnya. Kalau bumbu pedas tinggal menambah cabe secukupnya. Kelapa parut dan bumbu dicampur lalu dibungkus daun pisang dan dikukus sampai matang.

4. Empat macam polo atau umbi-umbian. 

Terdiri dari ; 1) polo gumantung (umbi yang tergantung di pohon misalnya; pepaya), 2) polo kependem (tertaman dalam tanah) misalnya telo (singkong), 3) polo rambat atau yang merambat misalnya ubi jalar.  4) kacang-kacangan bisa diwakili dengan kacang tanah. Semuanya direbus kecuali papaya. Papaya boleh utuh atau separoh/sepotong saja.

5. Nasi Tumpeng Putih. 

Beras dimasak (nasi) untuk membuat tumpeng. Perkirakan mencukupi untuk minimal 7 porsi. Sukur lebih banyak misalnya untuk 11 atau 17 porsi. Setelah nasi tumpeng selesai dibuat dan di doakan, lalu dimakan bersama sekeluarga dan para tetangga. Jumlah minimal orang yang makan usahakan 7 orang, semakin banyak semakin baik, misalnya 11 orang, 17 orang. Porsi nasi tumpeng boleh dibagi-bagikan ke para tetangga anda. Maknanya, dimakan 7 orang dengan harapan mendapat pitulungan yang berlipat tujuh.  Jika 11 orang, berharap mendapat kawelasan yang berlipat sebelas. 17 berharap mendapat pitulungan lan kawelasan berlipat 17. Namun hal ini hanya sebagai harapan saja, perkara terkabul atau tidak hal itu menjadi “hak prerogatif” Tuhan.

6. alat kelengkapan : 

1) daun pisang secukupnya, digunakan sebagai alas tumpeng (lihat gambar). 2) kalo (saringan santan) harus yang baru atau belum pernah digunakan. 3)  cobek tanah liat yang baru atau belum pernah digunakan. 4) Tambir atau tampah, semacam anyaman bambu berbetuk bundar, dengan ragam diameter antara 30cm-70cm.  Cara menggunakannya lihat dalam gambar.

7. Makanan jajan pasar. 

Terdiri dari makanan tradisional yang dapat Anda temukan di pasar. Misalnya makanan terbuat dari ketan; wajik, jadah, awug, puthu, lemper dll. Makanan yang terbuat dari beras ; nagasari, apem, cucur, mandra, pukis, bandros. Dari singkong ; combro, lemet, cemplon dsb. Serta dilengkapi buah-buahan yang ditemui di pasar seperti salak, rambutan, manggis, mangga, kedondong, pisang. Semuanya dibeli secukupnya saja, jangan terlalu banyak, jangan terlalu sedikit. Maknanya ; kesehatan, rejeki, keselamatan, supaya selalu lengket, menyertai kemanapun pergi, dan di manapun Anda berada.

8. Kembang setaman 

terdiri dari ; bunga mawar merah, mawar putih, kantil, melati dan bunga kenanga). Maknanya : kembang setaman masing-masing memiliki arti sendiri-sendiri. Misalnya bunga mawar ; awar-awar supaya hatinya selalu tawar dari segala nafsu negatif. Bunga melati, melat-melat ing ati selalu eling dan waspada. Bunga kenanga, agar selalu terkenang atau teringat akan sangkan paraning dumadi. Kanthil supaya tansah kumanthil, hatinya selalu terikat oleh tali rasa dengan para leluhur yang menurunkan kita, kepada orang tua kita, dengan harapan kita selalu berbakti kepadanya. Kanthil sebagai pepeling agar supaya kita jangan sampai menjadi anak atau keturunan yang durhaka kepada orang tua, dan kepada para leluhurnya, leluhur yang menurunkan kita dan leluhur perintis bangsa.

9. Uang Logam (koin) Rp.100 atau 500, atau 1000. 

Istilahnya wajib. Wajib selain melambangkan harta benda adalah urusan duniawi yang harus diletakkan secara proporsional, artinya manusia tidak boleh menghamba pada harta benda. Maka wajib ini diletakkan di bawah kalo, di atas cobek bersama sampah daun pisang, maknanya seperti dalam falsafah ; barang siapa menanam rumput, padi tidak akan ikut tumbuh. Sebaliknya barang siapa menanam padi, rumput akan ikut tumbuh. Padi adalah melambangkan amal kebaikan, memberi kehidupan kepada yang hidup, sementara itu rumput merupakan lambang harta benda. Siapa yang hidupnya berguna untuk seluruh makhluk, welas asih, memelihara, merawat, maka jalan rejeki otomatis akan selalu datang dan terbuka. Selain itu wajib, bermakna pula ; kalau ada uborampe yang terlewatkan atau kurang, silahkan membeli sendiri di “pasar Diyeng” (berada di dekat hargo dumilah di puncak Gunung Lawu).  Artinya mohon dimaklumi.


10. Bubur 7 rupa :

 bahan dasar bubur putih atau (santan dan garam) dan bubur merah atau bubur manis (ditambah gula jawa dan garam secukupnya). Selanjutnya dibuat menjadi 7 macam kombinasi; bubur merah, bubur putih, bubur merah silang putih, putih silang merah, bubur putih tumpang merah, merah tumpang putih, baro-baro (bubur putih ditaruh sisiran gula merah dan parutan kelapa secukupnya). Maknanya : bubur merah adalah lambang ibu. Bubur putih lambang ayah. Lalu terjadi hubungan silang menyilang, timbal-balik, dan keluarlah bubur baro-baro sebagai kelahiran seorang anak. Hal ini menyiratkan ilmu sangkan, asal mula kita. Menjadi pepeling agar jangan sampai kita menghianati ortu, menjadi anak yang durhaka kepada orang tua.

11. Minuman. 


Terdiri dari teh tubruk, kopi tubruk, dan rujak degan (semacam es kelapa muda). Bedanya, sajikan air kelapa muda dengan tanpa es ke dalam gelas kemudian tambahkan gula jawa atau gula merah yang telah diserbuk. Tambahkan pula sedikit garam kemudian daduk hingga rata, selanjutnya masukkan kelapa muda yang sudah dikeruk ke dalam gelas tersebut. Teh tubruk dan kopi tubruk sajikan dalam gelas atau cangkir. Semua jenis minuman biarkan terbuka, jangan ditutup.

simak juga disini

bancaan weton memang suatu tradisi tinggalan para leluhur orang jawa yang tujuannya tak lain dan tidak bukan hanya untuk bersedekah, semoga dengan bersedekah akan menjauhkan dirinya dari balak atau mala petaka. oleh karena itu bancaan atau sedekah itu dijadikan tradisi di indonesia khususnya jawa ini. terdapat banya arti dan filosofi dari bahan-bahan yang telah saya sebutkan diatas, yang semuanya itu merujuk kepada sang Kholiq yaitu Allah SWT. terimakasih atas kunjungannya salam infodob
iklan